Minggu, 13 November 2016



STRES dan KONFLIK dalam KOMUNIKASI ORGANISASI
Disusun oleh:
Kelompok 4
Adinda Amalia              150240169
Sabariani                        150240114
Amalia Riona                 150240146
Belsa Eka Liana             150240149
               vini sumarni                  150240183
Faridah                          150240101
Dicky Ageng Pangestu   150240105
Putri Sari Rafhani            150240154






Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Malikussaleh
Tahun 2016/2017


KATA PENGANTAR

   Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tepat waktu.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengasuh mata kuliah Komunikasi Organisasi sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Stres dan Konflik dalam Komunikasi Organisasi ”.
Penulis berharap kepada pembaca agar bisa menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan yang lebih baik untuk makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan makalah ini.





                                                                        Bukit Indah, 02 November 2016


                                                                                                Penulis











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii     
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3   Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1  Pengertian Stres dan Konflik................................................................. 3
a.      Stres.................................................................................................... 3
1.      Faktor Terjadinya Stres dalam Organisasi............................... 4
2.      Urutan Yang Menimbulkan Suatu Reaksi Stres...................... 5
3.      Strategi Menghindari Stres......................................................... 6
b.      Konflik................................................................................................ 6
1.      Penyebab dan Dampak Timbulnya konflik.............................. 7
2.      Strategi Mengatasi Konflik dalam Organisasi.......................... 8
BAB III
PENUTUP..................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah paling serius dan sering terjadi yang menimpa individu dan anggota-anggota organisasi adalah masalah stress dan konflik.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa seiring berkembangnya kebutuhan, seiring cepatnya mobilitas kehidupan banyak kita jumpai orang-orang disekitar kita yang tidak sanggup bertahan menghadapi kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam kehidupannya, bahkan tak luput mereka yang berhasil pun terkadang hanyut, takut kegagalan akan menimpanya. Orang-orang yang gagal, tertimpa musibah, tak mampu bersabar lantas keluh kesah pun menjadi semacam obat penawar kegelisahannya, walaupun itu tak membuatnya merubah keadaan menjadi lebih baik. Namun sebaliknya, membuat dia semakin tenggelam dalam kegagalan. Lalu timbulah penyakit dan masalah baru dalam dirinya yang disebut stres. Stres kerap melanda dalam kehidupan, terlebih di saat seperti ini, dimana kesibukan baik pada pekerjaan maupun keluarga, seolah tak ada putusnya. Berbagai masalah yang sering terjadi di dalam kehidupan terkadang membuat kita merasa terbebani dan menjadi stres. Stres memang suatu hal yang sulit dihindari, tapi bukan berarti hal tersebut tidak bisa diatasi.
Stres menimbulkan pengaruh yang merusak dan berbahaya bagi kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Cara orang berkomunikasi bisa jadi menimbulkan stress pada diri mereka dan orang lain, karena komunikasi menimbulkan stres dan juga merupakan respons terhadap stres, strategi untuk mengurangi stres dapat diperkenalkan dalam berbagai waktu.
Begitu pula dengan konflik, konflik terjadi karena adanya intraksi yang di sebut dengan komunikasi, hal ini di maksudkan apabila kita ingin mengetahui konflik berati kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah lembaga atau organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi yang kurang baik, di lain pihak, konflik diakibatkan juga oleh perbedaan kepentingan, pikiran, latar belakang kebudayaan dan intensitas komunikasi yang terjalin secara intens.
Selama kita hidup, stres tidak akan pernah bisa kita hindari. Terimalah bahwa dalam hidup kita selalu akan muncul yang namanya stres. Tidak ada seorangpun yang bisa secara total menghindari stres.
Begitu juga dengan konflik, tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah di atas, maka penyusun mengankat rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Apakah pengertian stres dan konflik ?
b.      Bagaimanakah urutan terjadinya stres ?
c.       Apa saja strategi menghindari stres dan konflik ?
d.      Apa saja penyebab dan dampak timbulnya konflik ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum tentang:
a.       Memahami pengertian stres dan konflik
b.      Memahami urutan terjadinya stres
c.       Memahami strategi menghindari stres dan konflik
d.      Memahami penyebab dan dampak timbulnya konflik



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Stres dan Konflik
a.    Stres
Stres adalah suatu keadaan yang dinamis seorang indvidu dihadapan kepada pluang dan tuntutan atau sumber daya yang  terkait dengan apa yang dihasratkan oleh seorang individu itu dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
Stres dapat diartikan sebagi bentuk reaksi terhadap tekanan yang intensitanya sudah terlalu tinggi.
Stress dapat didefinisikan sebagai penderitaan jasmani, mental, atau emosional yang diakibatkan interpretasi atas suatu peristiwa sebagai suatu ancaman bagi agenda pribadi seorang individu.
Peristiwa yang tampaknya menimbulkan interpretasi negatif yang menjelma menjadi reaksi yang menybabkan stres termasuk kematian kerabat terdekat, perceraian, kecelakaan, konflik dengan atasan. Dari suatu peristiwa yang memberikan dampak yang negatif dapat menjadi ancaman pribadi individu. Suatu respons stress sangat tergantung bagaimana cara seseorang menginpretasikan suatu peristiwa. Menginpretasikan suatu peristiwa berarti bahwa kita memberikan makna peristiwa itu bagi kita sendiri, yaitu respon kita terhadap masalah tersebut. Kalau kita menilai bahwa peristiswa tersebut mengancam, maka sangat berpotensi menimbulkan reaksi negatif dan menyakitkan yang kita sebut dengan stress.
Kita bisa melihat dari konsekuensi negatif stres yang berpengaruh pada 5 kategori, yaitu:
1. Perubahan jasmani seperti isomnia, sakit kepala, sakit leher, kejang otot, pola mens yang tidak teratur, asma, impotensi, rambut rontok berlebihan.
2.  Emosional, Mencakup perubahan kepribadian, kejengkelan, kecemasan, depresi,  khawatir, frustasi, mudah marah.
3.  Mental, yang mencakup konsentrasi lemah, sikap negatif bicara dengan diri sendiri.
4.  Relasional, Perasaan terasing, intoleransi, kesepian, mengecam orang lain.  
5.  Spiritual, Merasa hampa, keraguan, kehilangan pegangan, sinisma, apatis, tidak mau memaafkan.   
Setiap peristiwa ditafsirkan sebagai ancaman yang mungkin bagi tujuan seseorang menghasilkan konsekuensi negatif yang bersifat jasmani, mental, relasional, atau spiritual.         
            Secara lebih khusus stres dapat diartikan sebagai kendala dan tuntutan. Kendala adalah suatu kekuatan yang mencegah kekuatan individu dari melakukan apa yang sangat di inginkan sedangkan tuntutan adalah hilangnya sesuatu yang sangat di inginkan.
Salah satu masalah paling serius yang menimpa anggota-anggota organisasi adalah masalah stres. Mengenai stres yang berkaitan dengan pekerjaan secara ajeg menunjukkan bahwa stres menimbulkan pengaruh yang merusak dan berbahaya bagi kesehatan jasmani dan rohani pekerja.
Perilaku komunikasi dan reaksi telah lama dianggap antesden dan konsekuensi keadaan yang penuh stres. Dengan kata lain, cara orang berkomunikasi boleh jadi menimbulkan stres pada diri mereka dan orang lain, dan stres boleh jadi mempengaruhi cara orang berorganisasi. Sasaran perubahannya mungkin sikap dan perilaku individu, norma dan perilaku kelompok, atau kebijakan dan prioritas organisasi.
1.Faktor Terjadinya Stres dalam Organisasi :
·         Kondisi lingkungan kerja yang suhu terlalu panas, terlalu dingin, sesak, dan ribet.
·         Otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan yang frustasi dalam kerja.
·          Kondisi lingkungan kerja yang suhu terlalu panas, terlalu dingin, sesak, dan ribet.
·         Beban kerja yang dirasakan terlalu berat
·         Waktu kerja yang mendesak.
2.Urutan yang menimbulkan suatu reaksi stres :
·         Peristiwa        = suatu kejadian nyata atau dibayangkan
·         Interpretasi     = suatu evaluasi mental atas suatu peristiwa dalam arti bagaimana               hal itu mengancam suatu aspek agenda pribadi seorang individu
·         Konsekuensi negatif = penderitaan jasmani, mental atau emosional
            Respon terhadap stres pada manusia sangat terpersonalisasikan dan bervariasi bagi setiap orang bahkan pada seorang individu pada saat-saat yang berbeda. Menginterpretasikan suatu peristiwa berarti bahwa anda memberinya makna dan mampu menjelaskan apa makna peristiwa tersebut bagi anda; atau dengan kata lain anda mampu menjelaskan pada diri anda sendiri, sekurang-kurangnya, apa jenis potensial yang mungkin ditimbulkan peristiwa tersebut terhadap suatu aspek agenda atau tujuan pribadi anda.
            Suatu konsekuensi negative terdiri dari suatu penderitaan jasmani atau emosional. Setidaknya lima kategori konsekuensi negative telah diidentifikasikan: jasmani, mental, relasional, dan spiritual. Konsekuensi negative jasmani meliputi berbagai perubahan jasmani dan penyakit seperti sulit tidur (insomnia), sakit kepala, eksim, sakit leher dan bahu, kejang otot, borok perut, mens yang tidak teratur, impotensi, asma, penyakit kardiovaskular, hipertensi, rambut rontok secara berlebihan dan kebotakan.
          Konsekuensi emosional negative tidak hanya mencakup perubahan kepribadian, kejengkelan, kecemasan dan depresi; namun juga mimpi buruk, menangis terus-menerus, khawatir, mudah marah, frustasi, dan kepercayaan tidak ada orang yang mempedulikannya. Erat kaitannya dengan problem emosional adalah konsekuensi mental negative seperti mudah lupa, konsentrasi lemah, sikap negative, kebingungan, kelesuan, kebosanan, bicara dengan diri sendiri, dan ketumpulan panca indera. Konsekuensi rasional negative meliputi kondisi-kondisi seperti perasaan terasing, intoleransi, kebencian, kesepian, kebungkaman, mengomel, ketidakpercayaan, kurang intim, dan mengecam orang lain. Konsekuensi spiritual negative dialami sebagai suatu kehilangan makna, kehampaan, keraguan, kehilangan pegangan, sinisme, apati, dan tidak mau memaafkan.
3. Strategi Menghindari Stres
Menurut Edward, A Chaerleswort strategi menyelesaikan stres baik secara individual maupun organiasi lembaga yaitu lihat tabel di bawah ini:

No
Individual
Lembaga Organisasi
1
Menguatkan keimanan
Memperbaiki iklim organisasi
2
Meditasi dan pernafasan
Memperbaiki lingkungan fisik
3
Olah raga
Melakukn analisis dan kejelasan tugas
4
Relaksasi
Merubah struktur dan proses organisasi
5
Dukungan sosial, teman-teman dan keluarga
Meningkatkan partisipasi dan pengambilan keputusan
6
Menghindari kebiasaan yang membosankan
Restrukturisasi tugas
7
Trapi
Menetapkan konsep manajemen berdasarkan sasaran

b.Konflik
Konflik adalah suatu “perjuangan yang diekspresikan antara sekurang-kurangnya dua pihak yang saling bergantung, yang mempersepsi tujuan-tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang langka, dan gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka”.Tanda-tanda awal konflik mungkin terlihat dalam peningkatan intensitas ketidaksepakatan di antara anggota-anggota kelompok. Komentar-komentar yang sebelumnya netral bernada tidak ramah. Bila anggota-anggota suatu kelompok mempunyai tujuan bersama, kemungkinannya kecil bahwa konflik akan berkembang.


Berkaitan dengan hal tersebut, Handoko (1995:346) mengemukakan bahwa:
“Konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan/atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status.
Menurut Wijono Ciri-ciri Konflik adalah :
 1). Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
2). Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.
 3). Munculnya interaksi yang seringkali ditandai  oleh  gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan.
 4). Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut.
5). Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, statussosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.
1.Penyebab dan Dampak Timbulnya Konflik
Secara umum biasanya penyebab timbulnya konflik terjadi karena dibawah ini:
1. Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2. Saling ketergantungan tugas.
3. Ketergantungan satu arah.
4. Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5. Distorsi komunikasi.
6. Tidak ada pedoman.
7. Aturan yang kurang jelas.
8. Kurang transparannya beberapa hal.
Selanjutnya Suyono, menyebutkan bahwa dalam konflik organisasi terdapat dampak disfungsi dan fungsi, dampak disfungsi dapat diartikan juga sebagai dampak negatif, dan fungsi diartikan sebagai dampak positif.
Dampak negatif, yaitu :
1.    Konflik mengakibatkan job stress, perasaan terbakar, dan ketidakpuasan.
2.    Komunikasi antar inidividu dan kelompok menjadi berkurang.
3.    Iklim ketidakpercayaan dan kecurigaan berkembang.
4.    Hubungan antar orang tercederai.
5.    Kinerja pekerjaan berkurang.
6.    Perlawanan atas perubahan meningkat, dan
7.    Komitmen dan kesetiaan organisasi akan terpengaruh.

Dampak positif, yaitu :
1.    Konflik merangsang inovasi, kreativitas, dan perubahan.
2.    Proses pembuatan keputusan dalam organisasi akan terimprovisasi.
3.    Solusi alternatif atas satu masalah akan ditemukan
4.    Konflik membawa solusi sinergis bagi masalah bersama.
5.    Kinerja individu dan kelompok akan lebih kuat.
6.    Individu dan kelompok dipaksa untuk mencari pendekatan baru atas masalah, dan
7.    Individu dan kelompok perlu lebih mengartikulasi dan menjelaskan posisi mereka.

2. Strategi Mengatasi Konflik dalam Organisasi
Pendekatan penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah kerjasama atau tidak kerjasama dan tegas atau tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam dimensi tersebut ada enam macam pendekatan penyelesaian konflik  menurut Thomas ialah: 
1.    Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Misalnya manajer yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2.   Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Misalnya pegawai yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3.   Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4.   Kompromi atau Negosiasi Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.   Memecahkan Masalah atau Kolaborasi Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
6.    Mengadakan perubahan peran dan struktur organisasi.
Mengendalikan konflik berarti menjaga tingkat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal.
Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :
1.    Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
2.    Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
3.    Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
4.   Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
5.    Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
6.    Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
7.   Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.


BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
            Konflik dan stress adalah dua hal yang beriringan dalam perilaku organisasi. Keduanya memiliki pengaruh yang baik atau positif dan juga pengaruh buruk atau negatif. Dan keduanya merupakan perkara yang tidak bisa dihindari dalam dinamika organisasi. Ibarat sayur tanpa garam, hambar rasanya. Demikian juga organisasi akan datar kelihatannya bila tanpa konflik dan stress. Oleh karenanya, konflik dan stress sebenarnya bisa menjadi vitamin bagi pendewasaan organisasi sekaligus pribadi warga organisasi. Kata kunci untuk menghadapi konflik dan stress adalah positif thinking dan selalu terbuka pada setiap perubahan. Dengan demikian sikap positif terhadap konflik dan persepsi baik tentang stress mmenjadi keniscayaan dalam mengokohkan diri dan mematangkan organisasi.










DAFTAR PUSTAKA
Halimi.2014.Stress dalam organisasi.Internet.Http://pascasarjana-halimi.blogspot.co.id.Diakses pada tanggal 02 November 2016.
Lesmana,Catherine.2013.Stress dan Konflik dalam Komunikasi Organisasi di Perusahaan.Internet.Diakses pada tanggal 02 November 2016.
Marinimar.2013.Stress Konflik dan Komunikasi Organisasi.Internet.http://marinimar.blogspot.co.id.Diakses pada tanggal 02 November 2016.
Shirotuna.2014.Stress dan Konflik.Internet.Http://shirotuna.blogspot.com.Diakses pada tanggal 02 November 2016.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar